Pages

http://ariefmuliadi30.blogspot.com/. Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 23 Mei 2014

ANALISIS MODAL KERJA DAN ANALISIS RASIO





      ANALISIS MODAL KERJA

            1.  Pengertian Modal Kerja
            Modal Kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja neto adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.
            Jadi dapat disimpulkan Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (berikutNet Working Capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.
            2.  Pentingnya Moda Kerja yang cukup.
            Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
            3. Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut:
a.      Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
b.      Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
c.      Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
d.     Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
e.      Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.
f.       Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelangan.
g.      Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.
h.     Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
            4.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
            Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut.
a.      Sifat umum atau tipe perusahaan.
b.      Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang.
c.      Syarat pembelian dan penjualan
d.     Tingkat perputaran piutang
e.      Pengaruh konjungtur (business cycle)
f.       Derajat risiko
g.      Pengaruh musim
h.     Credit rating dari perusahaan

            5.  Sumber Modal Kerja
            Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut.
a.      Bagian modal kerja yang realatif permanen
b.      Pendapatan bersih
c.      Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
d.     Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya
e.      Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik

            6. Penggunaan Modal Kerja
      Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar adalah sebagai berikut:
a.      Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang dividen).
b.      Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan).
c.      Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
d.     Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.
e.      Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang.
f.       Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.

 ANALISIS RASIO

      Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya.
      Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17)

1.    Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a.    Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
                            Hutang Lancar
Rp 38.700.000 
   Rp 15.100.000
=Rp 2,56
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
                                    Hutang Lancar
  = Rp 38.700.000 – Rp 18.000.000 
            Rp 15.100.000
= 1,37         
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
                      Hutang Lancar
Rp. 8.500.000
   Rp. 15.100.000
= 0,56
2. Ratio Solvabilitas
      Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
      Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
                                              Ekuitas Pemegang Saham
                                           = Rp 15.100.000
                                              Rp. 36.150.000
                                           = 0,42

b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
      Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
                                                      Total Aktiva
                                                   = Rp. 15.100.000
                                                      Rp. 51.250.000
                                                   = 0,29
3. Ratio Rentabilitas
      Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
      Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dic  apai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
                                    Penjualan Bersih
                                 = Rp. 29.500.000
                                    Rp. 93.500.000
                                 = 0,32

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
      Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
                                          Penjualan Bersih
                             = Rp 14.150.000
                                              Rp 93.500.000
                             = 0,15

c. Earning Power of Total investment
      Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
                                                                     Total aktiva
                                                                 = Rp. 18.650.000
                                                                  Rp. 51.250.000
                                                                              = 0,36

d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
      Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
                                Ekuitas Pemegang Saham
                              =  Rp. 14.150.000
                                Rp. 36.150.000
                              =0,39

0 komentar:

Posting Komentar